Sabtu, 29 Januari 2011

cervisitis

CERVICITIS
1. DEFINISI
a. Cervicitis ( endo cervicitis ) ialah radang pada selaput lendir canalis cervikalis. Karena epitel selaput canalis cervikalis hanya terdiri dari satu lapisan silindris mana dengan muda terjadi infeksi. Pada seorang multipara dalam keadaan normal canalis cervikalis bebas kuman, pada seorang multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas atas dari daerah bebas kuman ostium uteri internum.

2. KLASIFIKASI
Cervicitis Akula
o Penyebab
Cervicitis Akula dalam pengertian yang lazim ialah infeksi yang diawali dari endoseviks dan ditemukan dalam gonorhea, dan pada infeksi post abortum atau post partum yang disebabkan oleh streptococcus, stafilococcus dll.
o Gejala
Cervis merah dan membengkak dengan mengeluarkan cairan mukupurulen. Akan tetapi gejala-gejala pada cervis biasanya tidak seberapa tampak ditengah gejala-gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.
o Terapi
Terapi dilakukan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakit ini dapat sembuh tanpa bekas atau menjadi cervicitis kronika.

Cervicitis Kronika
o Patofisiologi
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan dengan luka-luka kecil atau besra pada cerviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan infeksi menahun. Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
 Cerviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan infiltrasi endokopik dalam stroma endocerviks. Cervicitis ini tidak menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran sekret yang agak putih kekuningan.
 Disini pada portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang tidak terpisah secara jelas dan epitel portio disekitarnya, sekret dikeluarkan terdiri atas mukus bercampur nanah.
 Sobekan pada cerviks uteri disini lebih luas dan mucosa endocerviks lebih kelihatan dari luar (eksotropion). Mukosa dalam keadaan demikian itu mudah kena infeksi dari vagina, karena radang menahun, cerviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras : sekret bertambah banyak.

3. GEJALA
i. Flour hebat biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau.
ii. Sering menimbulkan erosi pada potio yang tampak sebagian daerah yang merah menyala.
iii. Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulen keluar dari kanalis cervicalis. Kalau portio normal, tidak ada ektripion maka harus diingat gonorhoe.
iv. Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis.
v. Pada cervicitisyang kronis kadang-kadang dapat dilihal bintik-bintik ini disebut ovula nabothii dan disebabkan oleh retensi kelenjar-kelenjar cerviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka cerviks atau karena radang.

4. ETIOLOGI
Penyebab :
i. Gonorhoe, sediaan harus dari flour cerviks, terutama yang purulen.
ii. Sekunder terhadap kolpitis.
iii. Tindakan intrauteri dilatasi dll.
iv. Alat-alat atau obat kontrasepsi.
v. Robekan cerviks terutama yang menyebabkan extropin.

5. PENATALAKSANAAN
Terapi
 Antibiotika terurama kalau dapat ditemukan gonococus dalam sekret.
 Kalau cerviks tidak spesifik didapat diobati dalam argentetas netrta 10% atau Albotyl yang menyebabkan dengan epitel slindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dan epitel gepeng berlapis banyak.
 Kauterisasi-radial dengan termokauter, atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi terjadi nekrosis, jaringan yang meradang terlepas dalam kira-kira 2 minggu dan diganti lambatlaun oleh jaringan yang sehat. Jika radang menahun mencapai endocerviks jauh kedalam kanalis crevikalis, perlu dilakukan konisasi dengan mengangkat sebagian besar mukosa endocerviks. Jika sobekan dan infeksi sangat luas, perlu dilakukan amputasi cerviks.

DAFTAR PUSTAKA
Lutan,dr.Delfi.1998.Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi & Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
Saifuddin,Abdul B.2001.Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Manuaba, Prof.dr.Ida Bagus,SpOG.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC
Padjajaran,Universitas.2003.Obstetri Patologi Edisi 2,Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. 2006.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Wiknjosastro, H.1997..Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

http://terselubung.cz.cc/

1 komentar:

  1. Microtouch Titanium trim - TITanium Art
    Microtouch titanium wedding ring Titanium trim (TM) is the cutting edge 2018 ford fusion hybrid titanium quality of the traditional shaving titanium hair brush. titanium dioxide sunscreen This brush has a thick titanium rimless glasses matte finish that is approximately

    BalasHapus